Kesehatan Sebagai Kunci Mewujudkan Visi Indonesia Maju

Kesehatan Sebagai Kunci Mewujudkan Visi Indonesia Maju

dr. Titiek Resmisari, MARS

Kesehatan Sebagai Kunci Mewujudkan Visi Indonesia Maju

Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mendukung tercapainya Indonesia Emas Tahun 2045. Pada tahun 2045 nanti, diusianya
yang 100 abad, Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara yang lebih maju, sejahtera, dan mampu berdaya saing di tingkat global. Tantangan pembangunan
kesehatan di Indonesia masih sangat besar, dan untuk memperbaikinya membutuhkan pendekatan baru yang lebih efektif. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mencanangkan Transformasi Kesehatan melalui 6 (enam) pilar untuk mengatasi berbagai tantangan kesehatan guna mewujudkan Indonesia Sehat dan Indonesia Emas. Pada tahun 2024, Kemenkes menambahkan pilar ke 7 (tujuh) yaitu Transformasi Internal Kemenkes yang diharapkan dapat membangun organisasi dan Sumber Daya Manusia(SDM) yang mampu mengimplementasikan 6 (enam) pilar transformasi kesehatan dengan lebih baik.
Tantangan permasalahan kesehatan yang dihadapi Indonesia saat ini kian kompleks, beberapa diantaranya adalah terkait permasalahan stunting, tingginya angka kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM), distribusi SDM yang belum merata, aksesibilitas layanan kesehatan
dan ketersediaan bahan baku obat yang sebagian besar (90%) kebutuhannya masih bergantung pada impor. Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa Kementerian
Kesehatan sebagai penanggung jawab bidang kesehatan berupaya melakukan transformasi kesehatan untuk mengatasi tantangan tersebut melalui 7 (tujuh) pilar
transformasi kesehatan yaitu :
1.Transformasi Layanan Primer
Berfokus memperkuat aktivitas promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak individu yang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta meningkatkan kapasitas layanan primer, melalui 4 (empat) kegiatan yaitu :
a. Edukasi Penduduk : penguatan peran kader, kegiatan kampanye, dan membangun gerakan, melalui platform digital dan tokoh masyarakat.
b. Pencegahan Primer : penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia.
c. Pencegahan Sekunder : screening 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, screening stunting, dan peningkatan Antenatal Care (ANC) untuk kesehatan ibu dan bayi.
d. Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Layanan Primer : revitalisasi jejaring dan standardisasi layanan Puskesmas, Posyandu, Labkesmas dan kunjungan rumah, serta FKTP Terkreditasi

2.Transformasi Layanan Rujukan Berfokus untuk melakukan peningkatan dalam hal kualitas serta pemerataan layanan kesehatan di seluruh pelosok yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan melalui upaya peningkatan akses dan mutu layanan
sekunder dan tersier dengan pengembangan jejaring layanan penyakit prioritas dan perbaikan tata kelola Rumah Sakit.

3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan Berfokus untuk mempertahankan sistem kesehatan yang baik di tengah ancaman kesehatan global. Hal ini juga mencakup pembuatan atau produksi hingga
distribusi farmasi dan alat kesehatan (farmalkes) yang lancar dan bisa diproduksi di dalam negeri. Adapun dalam penerapannya adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan : produksi dalam negeri 14 antigen vaksin imunisasi rutin, top 10 bahan baku obat, top 10 alat kesehatan by volume dan by value.
b. Meningkatkan ketahanan tanggap darurat: menyiapkan tenaga cadangan tanggap darurat, Table Top Exercise (TTX) kesiapsiagaan krisis.

4.Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan Berfokus untuk memberikan adanya kemudahan dan kesetaraan akses layanan kesehatan, terutama masyarakat yang masuk dalam golongan kurang mampu. Pada regulasi pembiayaan kesehatan yang
disusun berdasarkan 3 (tiga) tujuan yaitu tersedia, cukup, dan berkelanjutan, alokasi yang adil, dan pemanfaatan yang efektif dan efisien.

5.Transformasi SDM Kesehatan Berfokus untuk memastikan pemerataan distribusi para tenaga kesehatan di seluruh pelosok tanah air Indonesia, termasuk di Kawasan Daerah Terpencil, Tertinggal, Perbatasan, maupun Kepulauan (DTPK). Adapun dalam penerapannya, melalui penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam dan luar negeri, kemudahan penyetaraan tenaga kesehatan lulusan luar negeri.

6.Transformasi Teknologi Kesehatan
Berfokus dalam melakukan pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan. Hal ini akan membuat dunia kesehatan di Indonesia dapat beradaptasi dan memanfaatkan dengan baik perkembangan teknologi digital, agar proses digitalisasi di sekitar kesehatan
dapat menjadi lebih bertumbuh.

7.Transformasi Internal Kementerian Kesehatan Berfokus pada program perubahan budaya kerja dengan visi core values Ber-AKHLAK dengan tiga tema utama perubahan budaya yaitu : eksekusi efektif, cara
kerja baru, dan pelayanan unggul.
Pilar Transformasi Kesehatan sebagai penopang sistem kesehatan Indonesia harus dibangun bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan seluruh elemen masyarakat secara terus-menerus dan berkelanjutan sebagaimana amanat dari UUD 1945 bahwa :‘Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan
negara bertanggung jawab terhadap penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak”.
Pada tahun 2030, Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi, di mana 68,3% dari total penduduk Indonesia adalah penduduk yang berusia produktif. Bonus demografi ini hanya terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara. Momentum bonus demografi ini harus dimanfaatkan
dengan baik untuk meningkatkan derajat kesehatan, agar terhindar dari bencana demografi. Oleh karena itu,adanya bonus demografi ini merupakan peluang yang baik
untuk dimanfaatkan dalam mengelola berbagai tantangan permasalahan kesehatan sehingga Indonesia dapat lolos dari middle income trap, menjadi negara berpendapatan tinggi, serta mencapai visi Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai visi tersebut, manusia Indonesia harus sehat
dan cerdas karena tanpa manusia yang sehat, segala peningkatan pembangunan lainnya akan tidak berarti. Dengan demikian, Transformasi Kesehatan memiliki peran yang sangat penting dan sebagai kunci guna mewujudkan Visi Indonesia Maju. Visi ini tentunya merupakan sebuah
harapan dan cita-cita yang untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan tekad, kerja keras, dan kerjasama antara semua pihak. Oleh karena itu, Transformasi Kesehatan adalah tonggak penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa yang
maju. Pelaksanaan Transformasi Kesehatan ini harus dapat menjangkau ke seluruh penjuru Indonesia, tidak terkecuali
di daerah DTPK agar pembangunan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

*) dr. Titiek Resmisari, MARS, Widyaiswara Ahli Muda
(JFT) Bapelkes Cikarang

Referensi :
1. Pedoman Perubahan Budaya Kerja Kementerian Kesehatan.
(2024). Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara, Kementerian Kesehatan.
2. Buka Rakerkesnas 2024, Presiden Jokowi: Kesehatan Kunci Wujudkan Visi Indonesia Maju. Diunduh dari : https://setkab.go.id/buka-rakerkesnas-2024-presiden-jokowi-kesehatankunci-untuk-wujudkan-visi-indonesia-maju/.
3. Indonesia Sehat pada Masa Depan Dapat Diwujudkan dengan Transformasi Kesehatan. Diunduh dari : https://sehatnegeriku.
kemkes.go.id/baca/rilismedia/20240301/1645028/indonesia-sehat-pada-masa-depan-dapat-diwujudkan-dengantransformasi-kesehatan/..
4. Kesehatan Jadi Upaya Transformatif Menuju Indonesia Emas 2045. Diunduh dari : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
baca/rilismedia/20230616/2243273/kesehatan-jadi-upayatransformatif-menuju-indonesia-emas-2045/.
5. Mewujudkan Transformasi Kesehatan Mencapai Indonesia Maju. Diunduh dari : https://www.badankebijakan.kemkes.
go.id/mewujudkan-transformasi-kesehatan-mencapaiindonesia-maju/.
6. Transformasi Kesehatan di Indonesia. Diunduh dari : https://www.kemkes.go.id/id/layanan/transformasi-kesehatanindonesia.